Kendal - Dalam debat calon wakil presiden (cawapres) yang berlangsung kemarin malam, isu redistribusi lahan menjadi salah satu fokus perbincangan yang serius. Menyikapi hal ini, pendiri Protades, Juni Prayitno, memberikan tanggapannya yang penuh kritis terhadap perdebatan tersebut.

Juni Prayitno, seorang pemerhati pertanahan dan inovator Program Digitalisasi Pertanahan Desa (Protades), menyoroti berbagai aspek terkait redistribusi lahan dalam konteks kebijakan dan implementasinya di tingkat desa. Sebagai pendiri Protades, sebuah inisiatif yang bertujuan menyelamatkan dan mendigitalisasi arsip pertanahan desa, Juni Prayitno membawa pengalaman dan perspektif yang unik terkait pemberdayaan masyarakat desa dalam menghadapi isu kepemilikan tanah.

Dalam tanggapannya, Juni Prayitno menyampaikan apresiasinya terhadap langkah-langkah positif seperti Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), yang berhasil mendistribusikan jutaan sertifikat tanah, memberikan kepastian hukum terkait kepemilikan tanah bagi masyarakat. Namun, ia juga menyoroti beberapa kendala yang masih dihadapi, terutama terkait administrasi pertanahan di tingkat desa.

"Saya sangat paham betul apa yang terjadi di dunia pertanahan kita, khususnya terkait kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh elemen yang paling bawah, yaitu pemerintahan desa," ujar Juni Prayitno.

Juni Prayitno juga memberikan perhatian khusus terhadap pentingnya arsip pertanahan desa, khususnya Buku Letter C Desa, sebagai sumber informasi awal dalam memberikan kepastian hukum terkait kepemilikan tanah. Dia menegaskan bahwa perlunya pendekatan preventif untuk mengatasi risiko konflik pertanahan, termasuk melalui penyelamatan dan digitalisasi arsip tersebut.

Dalam perspektifnya, Protades bukan hanya sekadar sebuah program digitalisasi, melainkan juga sebuah langkah nyata untuk menjaga arsip-arsip bersejarah yang memiliki dampak langsung terhadap ketertiban administrasi pertanahan di desa.

"Saya berharap arsip letter c desa yang ada di desa ini dapat di perhatikan. Saya siap jika program Protades yang saya inisiasikan menjadi Program Prioritas Nasional selain PTSL, sebagai wujud pembangunan dari Hulu ke Hilir," tambahnya.

Dengan menyajikan perspektifnya, Juni Prayitno mengajak untuk melihat redistribusi lahan bukan hanya dari aspek kebijakan dan penegakan aturan, tetapi juga dari sisi administrasi pertanahan di tingkat desa. Tanggapannya menggarisbawahi perlunya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan inovator seperti Protades untuk mencapai kepastian hukum dan ketertiban administrasi pertanahan yang lebih baik di seluruh Indonesia.